A. Pendekatan dan Asumsi
Untuk mempermudah analisa, maka disusun beberapa pendekatan dan asumsi. Asumsi-asumsi yang terkait dengan biaya dari perangkat antara lain adalah:
· Signal Barrier/Aggregate STM-16 (OC-48)
· Biaya startup DXC (startup cost)
· Biaya startup ADM
· Biaya terminasi per-STM-1 untuk kedua sistem
· Biaya material serat dan penyambungan (fiber material dan splicing cost) per km per fiber pair
· Biaya placement per km per fiber pair
Dan asumsi-asumsi teknis yang diambil adalah seperti dibawah ini:
· Jumlah node (n)
· Panjang setiap link (km)
· Pola demand (d) mesh dan ring untuk setiap pasangan demand
· Jumlah total pasangan demand mesh ditentukan dengan rumus n(n-1)/2
· Jumlah core fiber dalam satu kabel
· Rasio spare dan proteksi (p/q)
Untuk menghitung Total equipment cost dari mesh DXC network, dilambangkan dengan CDCS, digunakan rumus sebagai berikut :
CDCS = n x { CDg + CDt x [ (1+q) x (n-1) x (d) x (1+p) ] }
Dan untuk menghitung total biaya equipment dengan topologi ring digunakan rumus sebagai berikut :
CR = NR x n x [CNRg + CRt x ( d x (n-1) / NR ) ]
Dengan NR adalah:
NR = | (d) x n x (n-1) / ( 2 x N) |
Dengan menggunakan rumus diatas akan diperoleh proyeksi perbandingan antara topologi mesh dan ring dengan menggunakan asumsi yang ada. Lebih lanjut dapat pula dibangun aplikasi yang dapat mempermudah analisa diantara kedua topologi dalam berbagai kondisi.
B. Persyaratan Teknis
Untuk melakukan evaluasi perbandingan topologi mesh dan ring, maka bantuan suatu aplikasi dibutuhkan terutama untuk mempercepat proses evaluasi. Aplikasi yang akan diterangkan saat ini dibangun dengan menggunakan Microsoft Excel. Oleh karenanya ketentuan dan prasyarat untuk menjalankan aplikasi ini, baik untuk perangkat lunak maupun perangkat keras adalah sama dengan kebutuhan minimum untuk menjalankan Microsoft Excel.
Pengembangan aplikasi dilakukan dengan mengimplementasikan ketentuan-ketentuan dari topologi mesh dan ring yang telah baku, dan ketentuan dari proses penyusunan kajian bisnis untuk mendukung analisa kelayakan investasi dari topologi yang terpilih setelah dilakuan evaluasi. Dalam aplikasinya sendiri, pengembangan dengan Microsoft Excel tersebut dipadukan dengan objek visual basic yang terintegrasi dalam Microsoft excel.
C. Penjelasan Aplikasi
Aplikasi yang dibangun ini dilengkapi dengan tabel referensi harga yang akan dipergunakan dalam perhitungan simulasi. Pada bagian ini juga berisi tentang nilai parameter teknis span, jarak tempuh sinyal maksimum antara elemen jaringan. Tabel referensi harga yang masuk antara lain berisi:
* Harga perangkat ADM
* Harga perangkat DXC
* Harga modul
* Harga struktur dan kabel
Gambar 1. Contoh Form Tabel Referensi Harga
Sedangkan nilai span yang masuk dalam form ini adalah:
· Nilai span dengan Optical Amplifier
· Nilai span dengan regenerator
Nilai span ini akan menentukan jumlah elemen penguat (optical amplifier) atau regenerator yang diperlukan untuk merealisasikan sistem. Dimana jarak tempuh maksimum sinyal tersebut akan diperlukan untuk menghitung jumlah elemen jaringan penguat atau regenerator pada suatu link yang panjangnya melebihi nilai jarak tempuh maksimum sinyal dalam satu hop.
Pada bagian ini juga ditentukan jenis struktur dan kabel yang akan dipergunakan. Jenis struktur dan kabel terdiri dari tiga pilihan:
· Aerial; merupakan kabel yang digelar menggantung di udara
· Buired: merupakan kabel yang digelar dengan ditanam langsung
· Conduit: merupakan kabel yang digelar dengan ditanam dan menggunakan sistem duct.
Komponen biaya lainnya adalah fiber + shealth, dan biaya penggelaran. Dari komponen biaya tersebut dapat dihitung biaya struktur dan kabel per meternya(perkilometer).
Harga ADM yang masuk dalam perhitungan adalah:
· Basic configuration
· Harga Optical Amplifier/Regenerator
· Harga Modul STM-1
Ketiga harga ini berperan dalam perhitungan simulasi yang akan dilakukan. Untuk kebutuhan satu link dengan panjang lebih besar dari kemungkinan jarak tempuh sinyal maksimum maka diimplementasikan elemen jaringan optical amplifier. Sedangkan modul STM-1 dipergunakan sebagai elemen sistem yang menjadi add/drop signal di suatu node. Seperti halnya pada ADM, pada DXC ada beberapa referensi harga yang masuk dalam perhitungan simulasi. Beberapa elemen tersebut antara lain:
· Basic configuration
· Modul Interface STM-1
· Regenerator/Optical Amplifier
Ketiga elemen jaringan diatas merupakan referensi dasar untuk membuat perhitungan simulasi DXC. Pada bagian yang lain, data sistem merupakan form yang digunakan untuk mengidentifikasi:
· Jumlah node, yang akan diperhitungkan dalam simulasi
· Asumsi alokasi demand STM-1 yang diimplementasikan antara 2 node.
· Kapasitas sistem yang dipakai (STM-4, STM-16, atau STM-64)
Dalam form ini juga dapat dilihat asumsi yang diapakai untuk kedua jenis topologi dengan menggunakan perhitungan seperti yang telah diterangkan pada bab sebelumnya. Asumsi link yang dipakai pada form ini adalah asumsi rata-rata untuk tiap link dalam sejumlah node yang ditentukan oleh pengguna. Sehingga perhitungan banyaknya elemen penguat yang akan diimplementasikan tergantung dari rata-rata Km rata-rata per span. Dan pasti kebutuhan elemen penguat pada tiap link akan sama jumlahnya.
Gambar 2. Contoh Bagian Data Sistem
Setelah seluruh data kebutuhan untuk analisa telah dikumpulkan, maka langkah selanjutnya adalah masuk ke bagian perhitungan. Pada form ini simulasi mulai dilakukan dengan menggunakan asumsi-sumsi yang telah ditetapkan pada langkah sebelumnya. Hasil simulasi dapat terlihat dalam form kesimpulan, yang akan menunjukkan topologi mana yang lebih ekonomis dibanding topologi lawannya.
Gambar 3. Contoh Form Perhitungan
Paramater yang akan membedakan form ini dengan form selanjutnya (Perhitungan Detail) adalah parameter untuk mengkaji topologi mesh, yaitu parameter q (demand transit). Dalam aplikasi ini digunakan 3 jenis nilai q, yaitu q1, q2 dan q3. Nilai q1 dianalisa pada form perhitungan. Dan nilai q2 dan q3 dianalisa pada form perhitungan detail. Pada form perhitungan detail hasil simulasi ring dan mesh dengan q1 juga ditampilkan kembali dengan maksud untuk mempermudah melakukan perbandingan. Hal ini juga dibantu dengan tampilan grafis yang memperbandingkan keempat hasil yang diperoleh.
Tujuan dari memperbandingkan topologi mesh dengan nilai berbeda-beda adalah untuk mendapatkan nilai q yang paling ekonomis, yang berarti mencari besarnya rasio transit demand pada node DXC yang paling ekonomis.
Pada form selanjutnya dilakukan perbandingan keempat hasil yang telah diperoleh, yaitu:
· Ring
· mesh dengan q1
· mesh dengan q2
· dan mesh dengan q3.
Tampilan grafik seluruh solusi dan kebutuhan biaya untuk mesh dengan q2 dan mesh dengan q3 akan membantu untuk melakukan analisa. Kesimpulan perbandingan keempat hasil tersebut diperlihatkan pada bagian kanan bawah dari form (Kesimpulan antara solusi ring dan mesh (q1, q2 dan q3)). Beberapa asumsi dan nilai kembali bisa diakses dari form ini dengan maksud untuk mempermudah melakukan evaluasi.
Gambar 4. Contoh Form Perhitungan Detail
Selanjutnya untuk melengkapi analisa dan simulasi aplikasi ini juga memiliki form kajian bisnis yang disediakan, agar simulasi dan kajian yang dilakukan menjadi lengkap dengan didukung data yang ada. Kajian bisnis dibuat dengan terlebih dahulu menetapkan nilai-nilai asumsi seperti:
· Persentase Biaya operasi dan pemeliharaan
· Persentase biaya pemasaran
· Persentase biaya karyawan
· Persantese biaya administrasi dan umum
· Bunga bank dan Pajak
· Asumsi biaya terhadap total proyek
Sumber revenue/pendapatan adalah dari biaya sewa akses tiap STM-1 dengan perbandingan harga adalah biaya sewa yang ditetapkan untuk tiap akses STM-1 tiap tahunnya.
Melalui form ini dapat diakses nilai panjang gelombang dan mensimulasikan parameter kajian bisnisnya.
Seperti umumnya kajian bisnis, proyek akan dinyatakan layak jika parameter-parameter dan syaratnya untuk kajian bisnis dipenuhi. Parameter yang dipedomani adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR) dan Pay Back Periode (PB).
Gambar 5. Contoh Kajian Bisnis
Dengan penjelasan seperti telah disampaikan diatas, maka dapat dinyatakan bahwa aplikasi ini akan sangat membantu dari sisi perencanaan dengan dukungan analisa teknis dan kajian bisnis yang bisa mewakili berbagai kondisi
Kesimpulan
Dengan menggunakan tool ini tentu perencana jaringan akan sangat terbantu dalam memutuskan solusi topologi mana yang lebih baik dengan menggunakan waktu analisa yang lebih pendek dibandingkan dengan jika dilakukan secara manual. Berbagai skenario dan alternatif pun bisa disimulasikan dalam waktu yang relatif singkat.
Akhmad Ludfy, Penulis adalah salah seorang engineer lab transport – TELKOM RisTI- PT TELKOM yang terlibat dalam kegiatan assessment teknologi jaringan transport, khususnya jaringan optik dan jaringan data. Dilibatkan dalam beberapa proyek antara lain: strategi Implementasi softswitch TELKOM, Penyusunan Standard System dan Rilis Teknologi Softswitch.
Referensi:
1. Rekomendasi ITU-T Seri G.957.
2. Rekomendasi ITU-T Seri G.692.
3. Mencapai Reliability Five Nine’s Untuk Softswitch, Akhmad Ludfy, Gematel 2005
4. Sistem Proteksi Transmisi NGN, Akhmad Ludfy, Gematel 2005
5. Perbandingan Teknologi Mesh & Ring, Akhmad Ludfy & Mustapa Wangsaatmadja, 2002
6. Mike Sexton & Andy Reid, Transmission Networking: SONET and The Synchronous Digital Hierarchy, Artech House Boston London, 1992.
7. Riset Strategi Evolusi PSTN Ke NGN, 2002, RisTI-ITB
Saturday, October 24, 2009
Home »
Networking
» Aplikasi Bantu Pemilihan Topologi Jaringan Transport Optik Masa Depan
0 comments:
Post a Comment