Saturday, October 24, 2009

TRIPLE PLAY SERVICES untuk Pelanggan Residensial

mengingat bahwa revenue dari voice sudah terganggu oleh persaingan harga yang sangat ketat dari para kompetitor dan bahkan mengalami penurunan yang cukup signifikan, sehingga penyelenggara telekomunikasi memerlukan cara-cara baru untuk menarik, mempertahankan pelanggan serta memperbarui revenue-nya. Layanan Triple-Play yakni bundling layanan voice, data dan video bagi pelanggan residensial menjadi salah satu harapan baru operator untuk menarik, mempertahankan pelanggan sekaligus memperbarui pertumbuhan revenue mereka.

Introduksi

Sudah bertahun-tahun lamanya, penyelenggara telekomunikasi dunia berusaha memigrasi network mereka dari suatu network yang hanya berorientasi pada layanan voice saja menuju suatu infrastuktur yang memungkinkan penyediaan aplikasi-aplikasi maju (advanced applications) dan layanan-layanan lain yang kaya akan konten (content-rich services). Hal ini mereka lakukan mengingat bahwa revenue dari voice sudah terganggu oleh persaingan harga yang sangat ketat dari para kompetitor dan bahkan mengalami penurunan yang cukup signifikan, sehingga penyelenggara telekomunikasi memerlukan cara-cara baru untuk menarik, mempertahankan pelanggan serta memperbarui revenue-nya.

Beberapa studi menunjukan bahwa service bundling adalah salah satu kunci untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. Pelanggan yang membeli lebih dari satu layanan dari suatu penyedia jasa telekomunikasi akan lebih lama bertahan dibandingkan pelanggan dengan layanan tunggal. Lebih lagi bagi pelanggan dengan tiga atau lebih layanan akan sangat sulit untuk diambil oleh kompetitor. Oleh karena itu keberadaan layanan “triple-play” yang merupakan bundle layanan voice, data dan video untuk pelanggan residensial menjadi sangat atraktif bagi para penyelenggara telekomikasi dunia.

Pendapat tersebut juga didukung oleh sebuah survey yang dilakukan oleh Telecom Asia yang menunjukan bahwa beberapa area seperti layanan broadband multimedia dan triple play, layanan whole-saling dan managed services, serta layanan mobile yang inovatif, merupakan area dimana Operator Telekomunimasi mungkin masih dapat menemukan pertumbuhan.

Paper ini akan memaparkan berbagai aspek tentang triple-play services yang diyakini akan mampu menarik dan mempertahankan pelanggan (residensial) dan bahkan akan menjadi kontributor revenue penting bagi penyelenggara telekomunikasi. Pembahasannya akan dimulai dengan berbagai definisi layanan triple-play. Kemudian dilanjutkan dengan paparan tentang bagaimana penyelenggara telekomunikasi dan kompetitornya menyediakan layanan ini. Paper ini dilengkapi dengan paparan tentang salah alternative arsitektur yang diyakini mampu menjadi solusi bagi penyelenggara telekomunikasi dalam menyediakan layanan triple-play bagi para pelanggannya, utamanya pelanggan residensial.

Triple Play Services

Walapun sudah relatif lama dikenal, namun beberapa macam perspektif yang berbeda tentang definisi layanan triple-play masih ada. Beberapa pihak sepakat bahwa layanan ini didefinisikan sebagai penyelenggaraan layanan yang meliputi voice, data dan video melalui suatu link DSL (digital subscriber line). Pendapat lain mendefinisikan sebagai suatu konvergensi atau bundling layanan voice, data dan on-demand video pada suatu infrastruktur network akses tunggal.

ITU-T, melalui Study Group 16 dengan Full-Service VDSL (very high-speed digital subscriber line) Focus Group Technical Specification pada Juni 2002, mendefinisikan layanan triple-play sebagai penyelenggaraan layanan berbasis TV yang rakus bandwidth dan layanan berbasis PC yang dinamis, secara bersamaan tanpa mengganggu penyediaan layanan telephony termasuk fitur-fitur yang menyertainya pada suatu infrastruktur network akses DSL (digital subscriber line) dengan kualitas layanan sesuai permintaan pelanggan.

Penyediakan Triple Play Services

Perseteruan sengit penyediaan layanan triple-play terjadi di Amerika Utara antara operator TV Kabel dengan operator telekomunikasi, walaupun pendekatan keduanya berlawanan arah. Operator TV Kabel mulai dengan video kemudian menambahkannya dengan data kecepatan tinggi, bahkan beberapa sudah mulai menambahkan layanan voice di dalamnya. Dilain pihak operator telekomunikasi mulai dengan voice dan kemudian menambahkan data. Langkah berikut bagi operator telekomunikasi adalah penambahan video-on demand.

Dalam beberapa hal operator telekomunikasi dinilai lebih siap untuk masuk ke video. Operator TV Kabel telah bersusah payah mengupgrade kabelnya dengan mahal agar mampu menyediakan layanan video maju, internet akses dan teleponi. Sebaliknya operator telekomunikasi dapat memanfaatkan akses tembaga eksisting untuk menyediakan streaming video on demand menggunakan DSLAM (DSL access multiplexer) berbasis IP.

Kenyataannya, banyak operator TV kabel yang telah siap menyediakan layanan triple-play, namun belum ada operator telekomunikasi di Amerika Utara yang telah secara masal menyediakan layanan triple-play hingga sekarang.

Mengambil pelajaran dari Amerika Utara, penyelenggara telekomunikasi di Asia Timur bahkan telah mendeploy layanan triple-play. Sebagai contoh, di Jepang, Yahoo! BB, sebuah CLEC (competitive local exchange carrier), telah membangun triple-play dari arah sebaliknya. Yahoo! BB memulainya degan menawarkan layanan Broadband DSL pada September 2001, menambah dengan voice pada awal 2002 dan terakhir layanan VoD (video on demand) pada bulan Maret 2003.

Hal ini telah menhantarkan Yahoo! BB menjadi penyedia layanan Broadband DSL 12 Mbps, layanan VoIP dan TV/ VoD melalui DLS dan sekaligus layanan-layanan premium lain, di Jepang. Jumlah palanggannya meledak dari nol hingga mencapai 3,4 juta pelanggan hanya dalam waktu lebih dari dua tahun.

Hampir semua operator di Amerika Utara memulai menyediakan layanan triple-play menggunakan network berbasis ATM. Untuk skema provisioning ini dibutuhkan tersedianya permanent virtual circuits (PVCs) end-to-end untuk setiap layanan bagi setiap pelanggan agar QoSnya tetap dapat dimaintain. Akibatnya kebutuhan PVC tumbuh secara eksponensial yang menimbulkan tantangan luar biasa untuk memanagenya. Yahoo!BB terhindar dari masalah ini karena mereka mendeploy DSLAM pada network aksesnya, sehingga memungkin mereka memprovisi multi layanan berbasis IP untuk para penggunanya melalui suatu shared high-speed Ethernet link menggunakan teknologi VLAN yang predictable dan secure.

Hal ini membuktikan bahwa IP DSLAM memang mampu menawarkan solusi yang rendah investasi, operasi yang mudah dan murah serta mampu memperpendek time to market. Lebih dari itu, IP and Ethernet juga cocok untuk layanan video karena end-user equipment, seperti DSL CPE dan PC (personal computer) dilengkapi dengan Ethernet.

Arsitektur Triple Play

Bagian ini akan memaparan tentang salah alternative arsitektur berbasis IP dan Ethernet yang diyakini mampu menjadi solusi bagi penyelenggara telekomunikasi dalam menyediakan layanan triple-play bagi para pelanggannya, utamanya pelanggan residensial.

Dalam arsitektur triple-play local-loop, seperti terlihat pada Gambar 1, suatu sistem loop tunggal membawa informasi/ trafik voice, data dan video mengalir dari pelanggan residensial menuju RT (remote terminal) menggunakan interface teleponi dan DSL standard. Beberapa remote terminal diinterkoneksikan oleh pengumpan (feeder) network akses sentral terminal atau COT (central office terminal). Pelanggan yang tersambung langsung melalui kawat tembaga (cooper pairs) ke sentral atau central office (CO) dapat menerima semua services yang sama langsung dari COT. COT memberi akses ke PSTN (public switch telephone network) melalui switch kelas 5 tradisional atau softswitch kelas 5 (menggunakan VoIP dengan signalling softswitch), menyediakan akses internet melalui suatu router dan menyediakan akses layanan video melalui interkoneksi dengan suatu head-end video.

Gambar1. Arsitektur Triple Play

Broadband Loop Carrier (BLC) sebagai contoh, mempunyai pendekatan menggabungkan dua teknologi inovatif yang memungkinkan penyelenggara telekomunikasi menyediakan triple play services secara cost-effective, scalable dengan arsitektur yang fleksibel.

Pertama, solusi ini memanfaatkan standard teknologi IP dan Ethernet. Secara teknis, pendekatan ini akan menghilangkan kompleksitas layer-layer. Secara ekonomis, solusi ini akan mengurangi biaya pembangunan dan biaya operasional sutau network akses bandwidth tinggi secara dramatis. Pada network akses BLC ini, semua trafik antara remote terminals dan central office di bawa sebagai paket-paket IP melalui jaringan bandwidth tinggi, link Ethernet berbasis fiber.

Kedua, solusi ini menggabungkan jaringan akses dan fungsi-fungsi aggregation dalam satu perangkat. Khususnya, RT dan COT mengintegrasi fungsi-fungsi DLC (digital loop carrier), transport optic, DSLAM (DSL access multiplexer), dan access gateway (misal, gateway VoIP softswitch) ke dalam suatu elemen network.

Gambar 2. Aliran Trafik pada Arsitektur Triple Play pada BLC

Aliran trafik pada arsitektur Triple Play ini ditunjukan oleh gambar 2. Pelanggan residensial dikoneksikan ke suatu BLC yang dideploy dalam suatu RT atau CO melalui interface-interface tradisional, seperti jaringan analog/ POTS, T1/E1 atau koneksi DSL. Semua trafik non-IP dikonversi ke dalam paket pada RT; sebagai contoh, voice analog dikonversi ke VoIP. Beberapa RT dikoneksikan ke CO via link Ethernet berbasis fiber dalam topologi apapun – ring, string atau tree – yang sudah diimplementasikan oleh penyelenggara telekomunikasi. Trafik berbasis IP mengalir dari BLC menuju BLC COT dalam CO. BLC COT mengkoneksi ke switch kelas 5 melalui intreface TR-08 atau GR-303 dan mengkoneksi ke router Internet akses, softswitch dan head-end video melalui Ethernet.

Seperti terlihat pada gambar 2, integrasi dari fungsi-fungsi kunci dari akses dan aggregation dalam suatu elemen network tunggal menyederhanakan desain dan implementasi network dan mengurangi biaya operasional secara signifikan. Dengan arsitektur ini pula, memungkinkan penyelenggara telekomunikasi berpindah pada mrket yang baru, seperti penyediaan service video untuk pelanggan residensial. Hal ini memungkinkan penyelenggara telekomunikasi menawarkan layanan data dan voice analog yang kompetitif untuk hari ini dan secara bersamaan membuat mereka mampu untuk mengambil posisi untuk berkompetisi dengan menyediakan triple-play services secara penuh termasuk VoIP, layanan data dan berbagai macam layanan video dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Penutup

Operator telekomunikasi perlu menawarkan suatu kombinasi layanan voice, data dan video bagi para pelanggannya untuk tetap kompetitif dan untuk membangun stream revenue yang lebih berjangka panjang. Pemilihan arsitektur network akses yang tepat dalam penyediakan layanan triple-play (bagi pelanggan residensial) menjadi pertimbangan penting bagi para operator.

Ethernet diyakini menjadi suatu solusi penyediaan bandwidth yang dibutuhkan oleh layanan broadband untuk konsumsi pasar yang bersifat masal dengan harga murah dan mudah dikembangkan. IP menjanjikan efisiensi penyediaan layanan video dan data. IP memungkinkan transisi dari basis circuit ke basis paket pada softswitch. Network akses IP juga diharapkan mampu mengeleminasi kemungkinan investasi berlebihan, misalnya jika dibandingkan dengan terus menerus begantung pada teknologi ATM.

Agung Sutanto, adalah peneliti pada Laboratorium Pengembangan Layanan Berbasis Jaringan Data & Jaringan Multimedia TELKOM R&D Center.

Referensi

Bob Howard-Anderson. 2004. The triple play factors, Occam Networks, Agustus 2004.

Hong Lu, Founder. 2003. For a triple play over copper, just add IP, UTStarcom, September 2003.

ITU-T. 2002. Full-Service VDSL Focus Group Technical Specification, Part 1 operator requirements, ITU-T, Juni 2002.

Web ProForum Tutorials. 2003. Broadband loop carrier: enabling video in a triple-play architecture, The International Engineering Consortium, Maret 2003.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Followers

Total Pageviews

Definition List

Unordered List

Support